Wednesday, November 1, 2017

ALIRAN ILMU KALAM (SYI’AH)



MAKALAH
ALIRAN ILMU KALAM (SYI’AH)
Disusun untuk memnuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam
Pengampu :
Fathul Chodir, M.H.I







Disusun Oleh :
Halimatus Sa’diyah
Moh.Azwar Anas Nugroho


KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
INSTITUT K.H.ABDUL CHALIM
Desa Bendungan Jati,Pacet Mojokerto
Tahun 2016



BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Dapat diketahui dari dahulu,bahwa islam memiliki berbgai golongan dengan keyakinan atau ajaran masing-masing, termasuk ajaran para golongan islam tersebut yang berhubungan dengan ketuhanan dan keyakinan yang berbeda. Seperti yang telah terdengar di telinga kita bahwa ada yang melakukan doktrin doktrin ajaran yang bertentangan dengan islam yang dilakukan oleh golongan tertentu dengan keyakinan mereka masing-masing.namun itu bagaikan kabar burung yang beredar di dalam masyarakat apabila tidak di kaji sedetailnya.
Sperti yang kita tahu bahwa ada banyak golongan dalam islam,sperti golongan Syi’ah,Khwarij dan lain sebagainya.yang menurut kita,kami sebagai pembuat karya tulis ini khusunya,sangat penting mengetahui ajaran-ajaran mereka sebagai salah satu kajian akademisi dan untuk menambah wawasan tentang berbagai ajaran dalam golongan islam. Terutama dengan golongan Syia’h yang dikabarkan mengkafirkan dan tidak mengakui keabsahan para khalifah sebelum Khalifah Ali bin Abi Thallib.
Untuk mengklarifikasi akan hal tersebut,kami sebagai kelompok yang dalam tugas Ilmu Kalam ini di tugasi untuk meneliti tentang ajaran Syi’ah yang mungkin termasuk aliran-aliran dalam ilmu kalam.

B.     Rumusan Masalah

a.       Apa latar belakang yang merupakan penyebab kemunculan Syiah?
b.      Apa saja ajaran Ajaran Syi’ah?
c.       Sekte apa sajakah yang ada dalam Syi’ah? Dan Apa ajaran mereka masing-masing?

C.    Tujuan penelitian

a.       Untuk mengetahui tentang secrah penyebab kemunculan Syia’h.
b.      Untuk mengetahui ajaran-ajaran dalam Syia’h
c.       Menjelaskan tentang sekte dan memberikan apa sajakah ajaran dalam sekte Syi’ah.


BAB II

A.    Latar belakang Syi’ah.

Syiah adalah Madzhab pertama yang muncul pertama kali dalam Islam dari sekian Madzhab saat ini yang sangat fanatik terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib yang muncul pada akhir pemerintahan Usman bin Affan,kemudian tumbuh dan berkembang pada masa Ali.Apabila dilihat dari pengertian bahasa,Syiah dapat diartikan sebagai pengikut,pendukung,atau kelompok yang dalam bidang keagamaannya merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW.[1] Kelompok ini juga mempercayai bahwa Keluarga Muhammad (Imam syi’ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentan islam setelah Nabi Muhammad SAW.
Menurut Syalabi Syi’ah adalah kelompok yang menyokong dan mendukung Khalifah Ali bin Abi Thalib sejak massa permulaan setelah wafatnya Nabi,seperti Jabir Ibnu Abdillah,Huzaifah ibnul Yaman,Salman Al-Farisi,Abu Zhar Al-Ghifari dan lain-lainnya.[2]
Dan menurut sumber lain,kemunculan Syi’ah adalah ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal dengan perang Siffin,dan pada saat itu ada kelompok yang mendukung sikap Ali dan ada pula yang menolak sikap Ali, mereka yang mendukung sikap Ali disebut dengan golongan Syi’ah,sedangkan mereka yang menolak Ali disebut sebagai golongan Khwarij.
     Kalangan Syi’ah sendiri berpendapat bahwa kemunculan Syi’ah berkaitan dengan pengganti (Khalifah) setelah Nabi wafat,mereka menolak kepimpinan Abu Bakar,Umar bin Khattab,dan Usman bin Affan,karena menurut mereka hanya Ali yang pantas menggantikan Nabi Muhammad SAW,pemikiran itu menurut mereka sejalan dengan isyarat-isyarat yang di berikan Nabi,yang pada saat menyampaikan ajaran islam adalah Ali bin Abi Thallib-lah yang pertama kali menerima ajaran dari nabi,yang tidak lain adalah suami dari anak beliau Fatimah. Diceritakan pada saat itu bahwa Nabi mengatakan bahwa yang pertama menemui ajakannya akan menjadi penerus dan pewarisnya setelah wafat.[3]
     Selain itu,mereka menganggap bahwa Ali adalah sosok yang sangat luar biasa dalam perjalanan Rasulullah,bukti utamanya sahnya Ali menjadi pengganti Rasulullah adalah ketika peristiwa di Ghadir Khum,sebuah tempat padang pasir. Saat itu nabi mengatakan di hadapan massa yang menyertai beliau ketika perjalaanan dari haji terakhir beliau,dari Mekkah ke Madinah,di temapat padang pasir itu,beliau menetapkan Ali sebagai pemimpin umat.dengan alasan itu mereka menganggap bahwa Ali yang pantas menggantikan Nabi,dan mereka tidak mengakui sahabat yang lain sebagai Khalifah.
     Namun kenyataan itu berkata lain,ketika Nabi wafat dan para sahabat lain berkumpul di masjid dan para keluarga masih sibuk mengurusi acara pemakaman Nabi,ada sekelompok yang datang ke masjid secara tiba-tiba untuk menentukan pemimpin baru. Kelompok ini menjadi kelompok yang bertindak secara lanjut menentukan pemimpin baru yang sangat tergesa-gesa menentukan pemimpinnya,tanpa mengatakan dan berunding dengan para sahabat dan Ahl-Bait yang saat itu sedang sibuk mengurusi pemakaman Rasulullah,dengan demikian,para pendukung Ali tidak bisa berbuat apapun dengan suatu hal yang tidak bisa di rubah lagi.[4] Pendapat tentang pemilihan Khalifah pengganti Nabi ini sangat berbeda dengan penjelasan dari Sejarah Peradaban Islam,bahwa pengganti pertama setelah Nabi wafat yang tak lain adalah sahabt Abu Bakar As-Shiddiq r.a di tentukan dengan cara berdiskusi dan secara kesepakatan antara Abu Bakar As-Siddiq,Umar bin Khattab,Usman bin Affan,dan Ali bin Abi Thallib.
     Dalam perkembangannya,pengikut Syi’ah semakin lama semakin besar,terutama pada saat massa dinasti Amawiyah,pengikutnya semakin besar,karena ada dorongan dari rasa prihatin pada Ahl-Bait, dari Abu  Zahrah mengatakan bahwa pengikut pada zaman Dinasi Amawiyah sering terjadi kekrasan pada Ahl-Bait,seperti kasus pemenggalan cucu Nabi yaitu Husen bin Ali Karbala yang dahulu waktu kecilnya sangat di sayangi oleh Rasulullah, pemenggalan itu terjadi pada kepemimpinan dinasti Amawi yaitu Yazid bin Muawwiyah yang menyuruh pasukan untuk memenggal kepala cucu Nabi itu.[5] Kekejaman dan kekerasan itulah yang mendorong masyarakat sangat prihatin dan kemudian mengikuti Madzhab Syi’ah.
     Seperti Madzhab yang lain,bahwa setiap Madzhab memiliki ajaran ajaran tersendiri dalam Madzhanya,Syi’ah selain memperjuangkan hak Kekhalifahan Ahl-Bait (Ali bin Abi Thalib) juga memiliki ajaran dalam bidang keagamaan dan juga mengembangkan doktrin mereka. Berkaitan dengan Teologi,mereka mempunyai Rukun-rukun yang tersendiri, mereka mempunyai rukun iman yakni Tauhid (kepercayaan kepada ketuhanan), Nubuwwah (percaya pada kenabian), Maad (percaya akan adanaya kehidupan di akhirat), imamah (kepercayaan akan adanya immah dari Ahl-Bait), dan Adl (keadilan Illahi).
     Namun syia’ah,yang menurut Ensiklopedia Islam bertentangan dengan Sunni di bidang Imamah,juga mempunyai perpecahan Intern tersindiri di kelompoknya menganai Imamah, dan akhirnya Syi’ah terpecah menjadi bebrapa sekte, yakni Itsna Asy’ariyah,Sabi’yah,Zaidiyah,dan Ghullat.

B.       Ajaran Aliran Syiah.

     Setiap Madzhab mempunyai ajaran yang berbeda antara Madzhab yang satu dengan yang lain,begitu pula Syi’ah,mempunyai ajaran yang harus di taati dan di pegang teguh oleh para pengikutnya. Antara lain ajaran-Ajaran Syi’ah adalah

a.    At-Tauhid

Setiap umat Islam harus meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan tidak akan ada yang bisa menyerupainya,dan barang siapa yang menyekutukan Allah dikatakn kafir dan kelak mendapatkan siksa, begitu juga ajaran Syiah tentang ketauhidan,mereka meyakini bahwa Allah SWT itu esa,tempat bergantung setiap makhluk,yang menciptakan bumi dan langit, tidak serupa dengan makhluknya,dan tidak ada yang dapat menyekutuinya.
Mereka meyakini bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang ada dan tetap pada Allah mereka menyebutnya dengan Al-Tsubutiyah,dan sifat-sifat yang tidak akan ada pada Allah atau yang mereka menyebutnya Al-Salbiyah.
Sifat Allah yang harus ada dan tetap pada Allah seperti bahwa Allah itu bersifat ‘alim (mengetahui), qadir (berkuasa),murid (berkehendak),mudri (cerdas),qadim Azali baq (tidak berpemulaan dan kekal), hayy (Hidup), Mutakallimin (berkata) dan Shaddiq (benar).
Sedangkan ajaran mengenai siftat Allah yang tidak mungkin ada pada Allah menurut mereka adalah seperti bahwa Allah mempunyai sifat bisa dilihat,bertempat,bersekutu, berhajat kepada sesuatu dan merupakan tambahan dari Dzat yang telah dimiliki-Nya[6].
           

b.    Al’Adl

            Kaum Syi’ah mempercayai bahwa Allah bersifat adil,atinya mereka meyakini bahwa allah menetapkan dan memberikan sesuatu pada suatu kaum seimbang dan untuk kemaslahatan bersama,dan itulah yang terbaik bagi yang menerimanya, mereka menganggap bahwa Al’adl merupakan bahwa Allah melakukan perbuatan yang baik dan tidak melakukan yang buruk.

c.     An Nubuwwah

            Kepercayaan kaum Syiah tentang nabi tidak jauh berbeda dengan umat islam yang lain,mereka juga meyakini bahwa Allah mengutus para nabi untuk membimbing umat manusia kejalan yang benar, dan memberi kabar bahagia kepada umat manusia yang bertaqwa dan melakukan amal shaleh,dan memberi kabar ancaman dan siksa pula bagi mereka yang ingkar dan melakukan dosa.
            Kaum Syiah meyakinai bahwa jumlah Rasul dan nabi seluruhnya ada 124 orang dan Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir,yang merupakan nabi yang paling utama dari sekian nabi, para nabi dan istri-istrinya adalah orang yang suci yang terpelihara dari segala keburukan baik mereka setelah diangkat ataupun sesudah di angkat sebagai nabi.
            Mereka (Kaum syi’ah) juga meyakini bahwa alquran adalah mukjzat yng diberikan kepada Allah kepada Nabi Muhammad yang kekal dan merupkan kalam Allah untuk manusia dan termasuk kitab pelengkap dan sempurna dari kitab-kitab terdahulu yang diturunkan kepada nabi-nabi Allah.mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah Hadis (baru),mahkluk (diciptakan) karena Alqu’ran tersusun atas huruf-huruf yang  dapat didengar,sedangkan Allah tidak berkata dengan huruf yang dapat didengar.[7]

d.    Al-imamah

Imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama sekaligus dalam dunia yang merupaka para pengganti Rasul dalam melaksanakan,mengembangkan Syariat yang telah diajarkan Nabi,dan mewujudkan kebaikan untuk manusia agar terwujudnya ketentraman dan kebaikan bersama, selain itu imamah adalah seorang pemimpin yang terpelihara dari dosa dan legal.
Menurut kaum pengikut Syi’ah,yang mereka anggap pantas dann menjadi pemimpin mengganti Nabi Muhammad setelah beliau wafat adalah Ali bin Abi Thalib, dan menurut mereka, karena Ali adalah resmi di pilih oleh Rasulullah untuk menggantikan beliau,mereka beranggapan kekhalifahan sebelum massa Ali adalah kepemimpinan dan pemerintahan yang tidak syah dan tidak wajib di taati.

e.     Al Ma’ad

Al Ma’ad secara harfiah adalah Al ma’dan yaitu tempat kembali,kaum syi’ah meyakini bahwa tempat kembali yang abadi adalah akhirat,dan meyakini bahwa akhirat ada dan bahwa akhirat dan kiamat itu pasti ada dan terjadi,di saat itulah kelak manusia akan dibangkitkan dari kuburan dan dihisab dan di akhirat akan ada neraka dan surga,dan diakhiratlah amal perbuatan manusia di dunia di pertanggungjawabkan, siapa saja yang lebih berat amal kebaikannya akan di masukkan Allah ke surganya yang terdapat nikmat dari Allah olehnya, dan barang siapa yang melakukan banyak perbuatan buruknya di dunia akan di masukkan oleh Allah pula ke Neraka yang terdapat siksa untuknya.

C.      Sekte dalam Syiah

Seperti yang sudah dijelaskan di awal,bahwa golongan Syiah terpecah menjadi beberapa sekte,dan di antara sekte-sekte tersebut kemudian muncul perbedaan kembali menjadi beberapa sekte kembali. Peerpecahan tersebut terjadi karena perbedaan pendapat tentang imamiyah pengganti Husen bin Ali,yang menggantikan setelah Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali.pembagian sekte dapat di golongkan menjadi empat golongan besar,yakni Al Kaisaniyah,Az Zaidiyah,Imamiyah,dan Ghulat dengan pendapat dan keyakinan masing-masing.

a.        Al Kaisaniyah

Kaisaniyah adalah salah satu sekte dalam Syi’ah yang meyakini kepemimpinan setelah Ali adalah anaknya Muhammad bin Hanafiyah. Tentang pendiri sekte ini ada dua pendapat,pendapat pertama ada yang mengatakan bahwa sekte ini di dirikan oleh seorang budak Ali bin Abi bin Abi Thalib,yaitu Kaisan. Adapula yang berpendapat bahwa pendiri sekte ini adalah nama lain dari Almukthar nin abi Ubaid yaitu Kaisan[8].
Sekte ini terbagi menjadi beberapa kelompok yang kesemuanya itu mengkerucut pada du a pendapat, yang pertama bependapat bahwa mereka meyakini bahwa Muhammad bin Hanafiah masih hidup pada saat perang jamal, dan pendapat yang kedua meyakini bahwa Muhammad bin Hanafiyah telah tiada,dan jabatannya beralih kepada yang lain. Syiah Kaisaniyah memiliki pokok –pokok ajaran,antara lain:
Ø Mengkafirkan Khalifah sebelum Imam Ali r.a.
Ø Mengkafirkan yang terlibat dalam perang Siffin dan perang Jamal.
Ø Mempercayai kembalinya imam (Raj’ah) setelah meninggalanya.
Ø Mempercayai Muhammad ibn Hanafiyah masih hidup di gunung Radlwa.

b.        Az-Zaidiyah

Selain Kaisaniyah,ada pula sekte Syi’ah yang lain,yaitu sekte Syi’ah Az-Zaidiyah. Sekte ini mempercayai Zaid bin Ali bin Husen Zaenal Abidin setelah Ali binn Husen,mereka tidak mengakui Ali bin Husein Zainal Abidin karena tidak dianggap sebagai salah satu imam yang pantas,karena tidak memnuhi syarat-syarat yang dibuat menurutnya syarat yang harus dimiliki para imam.
Menurut mereka,seorang imam harus memnuhi syarat yang harus dimiliki,yakni keturunan Fatimah binti Muhammad SAW,berpengetahuan yang luas tentang agam,dan berjihad dihadapan Allah SWT dengan mengangkat senjata dan berani.
Lain dari pendapat sekte Kaisaniyah tentang kekhalifahan sebelum imam Ali,sekte Zaidiyah mengakui para khlaifah sebelum Ali bin Abi Thallib r.a dan tidak menganggap mereka kafir,namun mereka menganggap bahwa Ali bin Abi Thallib yang paling unggul ketimbang dari kahlifah terdahulu,sekte ini dapat dikatakan paling dekat dengan snni[9].urutan imam menurut mereka adalah
                             I.     Ali bin Abi Thallib / Amiru Mukminin (600-661).
                          II.     Hasan bin Ali / Hasan al-Mujtaba (625-669).
                       III.     Husain bin Ali / Husain As-Syahid (626-680).
                       IV.     Ali bin Husain / Ali Zaenal Abidin (658-713).
                          V.     Zaid bin Ali / Zaid Ali asy-Syahid (658-740).
Seperti halnya sekte Syi’ah Kaisaniyah,Az-Zaidiyah juga memiliki ajaran pokok skte ini,antara lain:
Ø Keturunan Fatimah(Puteri Nabi) dapat menjadi pemimpin atau imam
Ø Menolak paham Ishmah[10]
Ø Tidak mengakui Rajaah atau munculnya imam setelah mati

c.         Imamiyah

Kemudian ada lagi dari sekte Syia’ah yaitu Sekte Imamiyah. Golongan ini menganggap persoalan imamiyah adalah persoalan pokok dalam agama atau ushuluddin, golongan ini meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib telah ditunjuk oleh Rasulullah sendiri sebagai pengganti beliau,golongan ini tidak mengakui keabshan kekhalifahan sebelum Ali seperti yang di ungkapkan sekte Kaisaniyah, seperti sekte yang lain,sekte ini terpecah menjadi beberapa golongan,golongan terbesar adalah golongan Syi’ah Asyariah atau Syi’ah dua belas dan yang kedua adalah golongan Syi’ah Ismailiyah yang berkuasa di Mesir dan Baghdad.[11] Golongan ini disebut juga dengan golongan tujuh imam yang hanya dari Ali, dan imam yang terakhir adalah imam Isma’il,dengan urutan sebagai berikut :
                                 I.     Ali bin Abi Thalib
                              II.     Hasan bin Ali
                           III.     Husaen bin Ali
                           IV.     Ali bin Husen
                              V.     Muhammad bin Ali
                           VI.     Ja’far bin Muhammad bin Ali
                        VII.     Isma’il bin Jafar
Sekte ini juga memiliki ajaran-ajaran tersendiri,yang terdiri dari berbagai hal,diantaranya ialah :
Ø  Mereka meyakini bahwa imam-imam mereka memiliki kelebihan dan kedudukan yang tinggi di atas manusia biasa,dan para imam mereka di anggap memiliki pengetahuan ilmu Syariat yang lebih dari yang diketahui dari manusia lain,sifat dan kedudukan yang diatas manusia ini menurut mereka adalah pemberian dari Allah SWT.
Ø  Meyakini bahwa imam tidak harus nampak dan dikenal oleh masyarakat,tetapi bisa saja para imamnya bersembunyi dan samar,namun walaupun demikian,harus tetap di taati,yang di sebut dengan Al-Mahdi. Meskipun dia tidak muncul pada saat tertentu,dia akan nampak dan muncul pada saat akan datangnya hari kiamat,yang pada saat itu kedzaliman dan kejahatn merajarela di dunia,dan imam Mahdi muncul pada saat itu.
Ø  Berhusnudhon atau berpradangka baik pada imam,karena imam tidak pernah melakukan perbuatan bururk dan selalu berbuat baik.[12]

d.        Ghulat

Ghulat adalah sekte pecahan dari Syi’ah,yang berasal dari ghala-yaghulu-ghuluw yang artinya bertambah dan naik. Ghulat adalah skte Syi’ah yang sangat berlebihan terhadap Ali,akhirnya mereka menjadi ekstrim yang melampaui batas.
Dikatakan ekstrem karena mereka mengeluarkan pendapat yang sangat janggal seperti ada seseorang yang secara khusus di anggap tuhan dan ada nabi setelah nabi Muhammad Saw,dan mereka mengembangkan ajaran ajaran mereka seperti
Ø  Tanasukh,yaitu keyakinan terhadap keluarnya roh dari satu jasad ke jasad yang lain, dengan kepercayaan bhwa roh Allah berpindah kepada Adam dan turun kepada imam imam mreka.
Ø  Bada’,yaitu keyakinan bahwa Allah mengubah kehendakNya sesuai dengan perubahan ilmunya.
Ø  Raja’ah,yaitu kemunculan Imam Mahdi Al-Muntazhar pada saat akan tiba waktu kiamat,yang ada megatakan bhwa itu adalah Ali.
Ø  Tasbih,yakni menyerupakan imam Syi’ah dengan Tuhan
Ø  Hulul,yaitu mempercayai bahwa Tuhan menjelma kedalam diri seorang imam,sehingga imam juga harus disembah.
Ø  Ghayba,yang artinya meyakini bahwa Imam Mahdi ada di negeri ini dan tidak dapat dilihat dengan mata biasa.


BAB III


A.      Kesimpulan.

Syi’ah adalah golongan pendukung Ali yang memiliki berbagai pecahan golongan atau sekte yang mempunyai ajaran berbeda-beda. Yang terbentuk dari perbedaan pendapat tentang masalah iamamiyah,yaitu imam atau pengganti setelah Husen bin Ali,yang menggantikan setelah Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali. Golongan tersebut memiliki pendapat dan juga ajaran masing-masing yang sudah di jelaskan pada Bab Pembahasan tentang Sekte Syi’ah, namun ada hal yang paling yang akan kami simpulkan tentang ajaran sekte-sekte syiah yang berhubungan dengan ilmu kalam.yang akan kami ringkas dari sepenngetahuan kami dari berbagai sumber dan penjelasan diatas.
·      Kaisaniyah,imamiyah,dan Ghulat mempunyai ajaran yang sama bahwa mereka tidak mengakui keabsahan para Khalifah yang mendahului Ali bin Abi Thalib r.a,lain halnya dengan golongan atau sekte Syi’ah Zaidiyah yang mengakui keabsahan Khalifah sebelum Ali,namun mereka mengangap Ali lebih tinggi derajatnya dari pada para Khalifah yang lain.
·      Kaisaniyah dan Ghullat mempunyai ajaran atau doktrin bahwa Allah mengubah kehendakNya sejalan dengan Ilmunya.
·      Sekte Ghullat memmpunyai doktrin Tasbih,yakni bahwa roh Allah beralih kedalam jasad Adam dan turun temurun kepada imam imamya.mereka juga mempunyai ajaran Hulul,yakni ajaran bahwa Tuhan menjelma di dalam diri para imam mereka,dan imam itu wajib di sembah. Oleh karena mereka kaum Ghulat hanya mempercayai bahwasannya Ali bin Abi Thalib adalah khalifah satu-satunya yang mereka akui,maka dapat dikatakan bahwa mereka menganggap bahwa Ali adalah jelmaan Tuhan dan harus di sembah.

B.       Saran

Demikian makalah kami tulis dari berbagai sumber yang kami dapatkan,semoga dapat menjadi tambahan wawasan tentang ajaran dari berbagai Aliran. Namun kami menyadari masih banyak kekeliruan dari pembuatan karya ilmiah ini,dan untuk pembuatan karya tulis ilmiah yang di waktu lain,kami mohon saran dan perbaikan dari semua kalangan yang membaca,termasuk pembimbing dalam pembuatan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA


Razak Abdul ,Anwar Rosihon Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.2012


[1] Abdul Rozak,Rosihon Anwar,Ilmu Kalam,Penerbit Pustaka Setia Bandung, hlm 89.
[2] A.Syalabi,Sejarah dan Kebudayaan Islam,Penerbit Al Husna Zikra Jakarta, hlm 176.
[3] Abdur Razak dan Rosihan Anwar,Ilmu Kalam cet-2,Penerbti Pustaka Setia,Bandung,hlm 90.
[4] Hadits tentang Ghadir Khum. Lihat Muhammad Husai Thabathaba’i,Shi’a,terj,Husain Nash(Anshariah,Qum,1981)
[5] Abdur Razak dan Rosihan Anwar,Ilmu Kalam.. hlm 92.
[6] Abdur Razak dan Rosihan Anwar,Ilmu Kalam... hlm 94.
[7] Ibid
[8] Solah Abu Su’ud,As Syi’ah An Nasyaah As Syiasyiah wal Aqidah Ad’ Diniyah, (Giza:maktabah Nafidah,2004),hlm 158.
[9] Muhammad Abu Zahrah,Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam,Publishing House,hlm25.
[10] Yaitu pemimpin akan dapat jaminan dari Allah dari perbuatan dalah dan dosa.
[11] Sahilun A,Nasir,Pemikiran Ilmu kalam
[12] Ibid

No comments:

Post a Comment