MAKALAH
ALIRAN
ILMU KALAM (SYI’AH)
Disusun
untuk memnuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam
Pengampu
:
Fathul
Chodir, M.H.I
Disusun
Oleh :
Halimatus
Sa’diyah
Moh.Azwar
Anas Nugroho
KOMUNIKASI
PENYIARAN ISLAM
INSTITUT
K.H.ABDUL CHALIM
Desa
Bendungan Jati,Pacet Mojokerto
Tahun
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dapat
diketahui dari dahulu,bahwa islam memiliki berbgai golongan dengan keyakinan
atau ajaran masing-masing, termasuk ajaran para golongan islam tersebut yang
berhubungan dengan ketuhanan dan keyakinan yang berbeda. Seperti yang telah
terdengar di telinga kita bahwa ada yang melakukan doktrin doktrin ajaran yang
bertentangan dengan islam yang dilakukan oleh golongan tertentu dengan
keyakinan mereka masing-masing.namun itu bagaikan kabar burung yang beredar di
dalam masyarakat apabila tidak di kaji sedetailnya.
Sperti
yang kita tahu bahwa ada banyak golongan dalam islam,sperti golongan
Syi’ah,Khwarij dan lain sebagainya.yang menurut kita,kami sebagai pembuat karya
tulis ini khusunya,sangat penting mengetahui ajaran-ajaran mereka sebagai salah
satu kajian akademisi dan untuk menambah wawasan tentang berbagai ajaran dalam
golongan islam. Terutama dengan golongan Syia’h yang dikabarkan mengkafirkan
dan tidak mengakui keabsahan para khalifah sebelum Khalifah Ali bin Abi
Thallib.
Untuk
mengklarifikasi akan hal tersebut,kami sebagai kelompok yang dalam tugas Ilmu
Kalam ini di tugasi untuk meneliti tentang ajaran Syi’ah yang mungkin termasuk
aliran-aliran dalam ilmu kalam.
B. Rumusan Masalah
a.
Apa
latar belakang yang merupakan penyebab kemunculan Syiah?
b.
Apa saja
ajaran Ajaran Syi’ah?
c.
Sekte
apa sajakah yang ada dalam Syi’ah? Dan Apa ajaran mereka masing-masing?
C. Tujuan penelitian
a.
Untuk
mengetahui tentang secrah penyebab kemunculan Syia’h.
b.
Untuk
mengetahui ajaran-ajaran dalam Syia’h
c.
Menjelaskan
tentang sekte dan memberikan apa sajakah ajaran dalam sekte Syi’ah.
BAB II
A. Latar belakang Syi’ah.
Syiah
adalah Madzhab pertama yang muncul pertama kali dalam Islam dari sekian Madzhab
saat ini yang sangat fanatik terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib yang muncul
pada akhir pemerintahan Usman bin Affan,kemudian tumbuh dan berkembang pada
masa Ali.Apabila dilihat dari pengertian bahasa,Syiah dapat diartikan sebagai
pengikut,pendukung,atau kelompok yang dalam bidang keagamaannya merujuk pada
keturunan Nabi Muhammad SAW.[1] Kelompok ini juga mempercayai bahwa Keluarga
Muhammad (Imam syi’ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentan islam setelah
Nabi Muhammad SAW.
Menurut
Syalabi Syi’ah adalah kelompok yang menyokong dan mendukung Khalifah Ali bin
Abi Thalib sejak massa permulaan setelah wafatnya Nabi,seperti Jabir Ibnu
Abdillah,Huzaifah ibnul Yaman,Salman Al-Farisi,Abu Zhar Al-Ghifari dan
lain-lainnya.[2]
Dan
menurut sumber lain,kemunculan Syi’ah adalah ketika berlangsung peperangan
antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal dengan perang Siffin,dan pada saat itu
ada kelompok yang mendukung sikap Ali dan ada pula yang menolak sikap Ali,
mereka yang mendukung sikap Ali disebut dengan golongan Syi’ah,sedangkan mereka
yang menolak Ali disebut sebagai golongan Khwarij.
Kalangan Syi’ah sendiri berpendapat bahwa
kemunculan Syi’ah berkaitan dengan pengganti (Khalifah) setelah Nabi
wafat,mereka menolak kepimpinan Abu Bakar,Umar bin Khattab,dan Usman bin
Affan,karena menurut mereka hanya Ali yang pantas menggantikan Nabi Muhammad
SAW,pemikiran itu menurut mereka sejalan dengan isyarat-isyarat yang di berikan
Nabi,yang pada saat menyampaikan ajaran islam adalah Ali bin Abi Thallib-lah
yang pertama kali menerima ajaran dari nabi,yang tidak lain adalah suami dari
anak beliau Fatimah. Diceritakan pada saat itu bahwa Nabi mengatakan bahwa yang
pertama menemui ajakannya akan menjadi penerus dan pewarisnya setelah wafat.[3]
Selain itu,mereka menganggap bahwa Ali
adalah sosok yang sangat luar biasa dalam perjalanan Rasulullah,bukti utamanya
sahnya Ali menjadi pengganti Rasulullah adalah ketika peristiwa di Ghadir
Khum,sebuah tempat padang pasir. Saat itu nabi mengatakan di hadapan massa yang
menyertai beliau ketika perjalaanan dari haji terakhir beliau,dari Mekkah ke
Madinah,di temapat padang pasir itu,beliau menetapkan Ali sebagai pemimpin
umat.dengan alasan itu mereka menganggap bahwa Ali yang pantas menggantikan
Nabi,dan mereka tidak mengakui sahabat yang lain sebagai Khalifah.
Namun kenyataan itu berkata lain,ketika
Nabi wafat dan para sahabat lain berkumpul di masjid dan para keluarga masih
sibuk mengurusi acara pemakaman Nabi,ada sekelompok yang datang ke masjid
secara tiba-tiba untuk menentukan pemimpin baru. Kelompok ini menjadi kelompok
yang bertindak secara lanjut menentukan pemimpin baru yang sangat tergesa-gesa
menentukan pemimpinnya,tanpa mengatakan dan berunding dengan para sahabat dan
Ahl-Bait yang saat itu sedang sibuk mengurusi pemakaman Rasulullah,dengan
demikian,para pendukung Ali tidak bisa berbuat apapun dengan suatu hal yang
tidak bisa di rubah lagi.[4] Pendapat tentang pemilihan Khalifah pengganti
Nabi ini sangat berbeda dengan penjelasan dari Sejarah Peradaban Islam,bahwa
pengganti pertama setelah Nabi wafat yang tak lain adalah sahabt Abu Bakar
As-Shiddiq r.a di tentukan dengan cara berdiskusi dan secara kesepakatan antara
Abu Bakar As-Siddiq,Umar bin Khattab,Usman bin Affan,dan Ali bin Abi Thallib.
Dalam perkembangannya,pengikut Syi’ah
semakin lama semakin besar,terutama pada saat massa dinasti
Amawiyah,pengikutnya semakin besar,karena ada dorongan dari rasa prihatin pada
Ahl-Bait, dari Abu Zahrah mengatakan
bahwa pengikut pada zaman Dinasi Amawiyah sering terjadi kekrasan pada
Ahl-Bait,seperti kasus pemenggalan cucu Nabi yaitu Husen bin Ali Karbala yang
dahulu waktu kecilnya sangat di sayangi oleh Rasulullah, pemenggalan itu
terjadi pada kepemimpinan dinasti Amawi yaitu Yazid bin Muawwiyah yang menyuruh
pasukan untuk memenggal kepala cucu Nabi itu.[5] Kekejaman dan kekerasan itulah yang mendorong
masyarakat sangat prihatin dan kemudian mengikuti Madzhab Syi’ah.
Seperti Madzhab yang lain,bahwa setiap
Madzhab memiliki ajaran ajaran tersendiri dalam Madzhanya,Syi’ah selain
memperjuangkan hak Kekhalifahan Ahl-Bait (Ali bin Abi Thalib) juga memiliki
ajaran dalam bidang keagamaan dan juga mengembangkan doktrin mereka. Berkaitan
dengan Teologi,mereka mempunyai Rukun-rukun yang tersendiri, mereka mempunyai
rukun iman yakni Tauhid (kepercayaan kepada ketuhanan), Nubuwwah (percaya pada
kenabian), Maad (percaya akan adanaya kehidupan di akhirat), imamah
(kepercayaan akan adanya immah dari Ahl-Bait), dan Adl (keadilan Illahi).
Namun syia’ah,yang menurut Ensiklopedia
Islam bertentangan dengan Sunni di bidang Imamah,juga mempunyai perpecahan
Intern tersindiri di kelompoknya menganai Imamah, dan akhirnya Syi’ah terpecah
menjadi bebrapa sekte, yakni Itsna Asy’ariyah,Sabi’yah,Zaidiyah,dan Ghullat.
B. Ajaran Aliran Syiah.
Setiap Madzhab mempunyai ajaran yang
berbeda antara Madzhab yang satu dengan yang lain,begitu pula Syi’ah,mempunyai
ajaran yang harus di taati dan di pegang teguh oleh para pengikutnya. Antara
lain ajaran-Ajaran Syi’ah adalah
a. At-Tauhid
Setiap
umat Islam harus meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan tidak akan
ada yang bisa menyerupainya,dan barang siapa yang menyekutukan Allah dikatakn
kafir dan kelak mendapatkan siksa, begitu juga ajaran Syiah tentang
ketauhidan,mereka meyakini bahwa Allah SWT itu esa,tempat bergantung setiap
makhluk,yang menciptakan bumi dan langit, tidak serupa dengan makhluknya,dan
tidak ada yang dapat menyekutuinya.
Mereka
meyakini bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang ada dan tetap pada Allah mereka
menyebutnya dengan Al-Tsubutiyah,dan sifat-sifat yang tidak akan ada pada Allah
atau yang mereka menyebutnya Al-Salbiyah.
Sifat
Allah yang harus ada dan tetap pada Allah seperti bahwa Allah itu bersifat
‘alim (mengetahui), qadir (berkuasa),murid (berkehendak),mudri (cerdas),qadim
Azali baq (tidak berpemulaan dan kekal), hayy (Hidup), Mutakallimin (berkata)
dan Shaddiq (benar).
Sedangkan
ajaran mengenai siftat Allah yang tidak mungkin ada pada Allah menurut mereka
adalah seperti bahwa Allah mempunyai sifat bisa dilihat,bertempat,bersekutu,
berhajat kepada sesuatu dan merupakan tambahan dari Dzat yang telah
dimiliki-Nya[6].
b. Al’Adl
Kaum Syi’ah mempercayai bahwa Allah
bersifat adil,atinya mereka meyakini bahwa allah menetapkan dan memberikan
sesuatu pada suatu kaum seimbang dan untuk kemaslahatan bersama,dan itulah yang
terbaik bagi yang menerimanya, mereka menganggap bahwa Al’adl merupakan bahwa
Allah melakukan perbuatan yang baik dan tidak melakukan yang buruk.
c. An Nubuwwah
Kepercayaan kaum Syiah tentang nabi
tidak jauh berbeda dengan umat islam yang lain,mereka juga meyakini bahwa Allah
mengutus para nabi untuk membimbing umat manusia kejalan yang benar, dan
memberi kabar bahagia kepada umat manusia yang bertaqwa dan melakukan amal
shaleh,dan memberi kabar ancaman dan siksa pula bagi mereka yang ingkar dan
melakukan dosa.
Kaum Syiah meyakinai bahwa jumlah
Rasul dan nabi seluruhnya ada 124 orang dan Nabi Muhammad adalah nabi yang
terakhir,yang merupakan nabi yang paling utama dari sekian nabi, para nabi dan
istri-istrinya adalah orang yang suci yang terpelihara dari segala keburukan
baik mereka setelah diangkat ataupun sesudah di angkat sebagai nabi.
Mereka (Kaum syi’ah) juga meyakini
bahwa alquran adalah mukjzat yng diberikan kepada Allah kepada Nabi Muhammad
yang kekal dan merupkan kalam Allah untuk manusia dan termasuk kitab pelengkap
dan sempurna dari kitab-kitab terdahulu yang diturunkan kepada nabi-nabi
Allah.mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah Hadis (baru),mahkluk
(diciptakan) karena Alqu’ran tersusun atas huruf-huruf yang dapat didengar,sedangkan Allah tidak berkata
dengan huruf yang dapat didengar.[7]
d. Al-imamah
Imamah
berarti kepemimpinan dalam urusan agama sekaligus dalam dunia yang merupaka
para pengganti Rasul dalam melaksanakan,mengembangkan Syariat yang telah
diajarkan Nabi,dan mewujudkan kebaikan untuk manusia agar terwujudnya
ketentraman dan kebaikan bersama, selain itu imamah adalah seorang pemimpin
yang terpelihara dari dosa dan legal.
Menurut
kaum pengikut Syi’ah,yang mereka anggap pantas dann menjadi pemimpin mengganti
Nabi Muhammad setelah beliau wafat adalah Ali bin Abi Thalib, dan menurut
mereka, karena Ali adalah resmi di pilih oleh Rasulullah untuk menggantikan
beliau,mereka beranggapan kekhalifahan sebelum massa Ali adalah kepemimpinan
dan pemerintahan yang tidak syah dan tidak wajib di taati.
e. Al Ma’ad
Al Ma’ad
secara harfiah adalah Al ma’dan yaitu tempat kembali,kaum syi’ah meyakini bahwa
tempat kembali yang abadi adalah akhirat,dan meyakini bahwa akhirat ada dan
bahwa akhirat dan kiamat itu pasti ada dan terjadi,di saat itulah kelak manusia
akan dibangkitkan dari kuburan dan dihisab dan di akhirat akan ada neraka dan
surga,dan diakhiratlah amal perbuatan manusia di dunia di pertanggungjawabkan,
siapa saja yang lebih berat amal kebaikannya akan di masukkan Allah ke surganya
yang terdapat nikmat dari Allah olehnya, dan barang siapa yang melakukan banyak
perbuatan buruknya di dunia akan di masukkan oleh Allah pula ke Neraka yang
terdapat siksa untuknya.
C. Sekte dalam Syiah
Seperti
yang sudah dijelaskan di awal,bahwa golongan Syiah terpecah menjadi beberapa
sekte,dan di antara sekte-sekte tersebut kemudian muncul perbedaan kembali
menjadi beberapa sekte kembali. Peerpecahan tersebut terjadi karena perbedaan
pendapat tentang imamiyah pengganti Husen bin Ali,yang menggantikan setelah Ali
bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali.pembagian sekte dapat di golongkan menjadi
empat golongan besar,yakni Al Kaisaniyah,Az Zaidiyah,Imamiyah,dan Ghulat dengan
pendapat dan keyakinan masing-masing.
a. Al Kaisaniyah
Kaisaniyah adalah salah satu sekte dalam Syi’ah
yang meyakini kepemimpinan setelah Ali adalah anaknya Muhammad bin Hanafiyah.
Tentang pendiri sekte ini ada dua pendapat,pendapat pertama ada yang mengatakan
bahwa sekte ini di dirikan oleh seorang budak Ali bin Abi bin Abi Thalib,yaitu
Kaisan. Adapula yang berpendapat bahwa pendiri sekte ini adalah nama lain dari
Almukthar nin abi Ubaid yaitu Kaisan[8].
Sekte ini terbagi menjadi beberapa kelompok
yang kesemuanya itu mengkerucut pada du a pendapat, yang pertama bependapat
bahwa mereka meyakini bahwa Muhammad bin Hanafiah masih hidup pada saat perang
jamal, dan pendapat yang kedua meyakini bahwa Muhammad bin Hanafiyah telah
tiada,dan jabatannya beralih kepada yang lain. Syiah Kaisaniyah memiliki pokok
–pokok ajaran,antara lain:
Ø Mengkafirkan
Khalifah sebelum Imam Ali r.a.
Ø Mengkafirkan
yang terlibat dalam perang Siffin dan perang Jamal.
Ø Mempercayai
kembalinya imam (Raj’ah) setelah meninggalanya.
Ø Mempercayai
Muhammad ibn Hanafiyah masih hidup di gunung Radlwa.
b. Az-Zaidiyah
Selain Kaisaniyah,ada pula sekte Syi’ah yang
lain,yaitu sekte Syi’ah Az-Zaidiyah. Sekte ini mempercayai Zaid bin Ali bin
Husen Zaenal Abidin setelah Ali binn Husen,mereka tidak mengakui Ali bin Husein
Zainal Abidin karena tidak dianggap sebagai salah satu imam yang pantas,karena
tidak memnuhi syarat-syarat yang dibuat menurutnya syarat yang harus dimiliki
para imam.
Menurut mereka,seorang imam harus memnuhi
syarat yang harus dimiliki,yakni keturunan Fatimah binti Muhammad
SAW,berpengetahuan yang luas tentang agam,dan berjihad dihadapan Allah SWT
dengan mengangkat senjata dan berani.
Lain dari pendapat sekte Kaisaniyah tentang
kekhalifahan sebelum imam Ali,sekte Zaidiyah mengakui para khlaifah sebelum Ali
bin Abi Thallib r.a dan tidak menganggap mereka kafir,namun mereka menganggap
bahwa Ali bin Abi Thallib yang paling unggul ketimbang dari kahlifah
terdahulu,sekte ini dapat dikatakan paling dekat dengan snni[9].urutan imam menurut mereka adalah
I. Ali bin
Abi Thallib / Amiru Mukminin (600-661).
II. Hasan
bin Ali / Hasan al-Mujtaba (625-669).
III. Husain
bin Ali / Husain As-Syahid (626-680).
IV. Ali bin
Husain / Ali Zaenal Abidin (658-713).
V. Zaid bin
Ali / Zaid Ali asy-Syahid (658-740).
Seperti
halnya sekte Syi’ah Kaisaniyah,Az-Zaidiyah juga memiliki ajaran pokok skte
ini,antara lain:
Ø Keturunan
Fatimah(Puteri Nabi) dapat menjadi pemimpin atau imam
Ø Tidak
mengakui Rajaah atau munculnya imam setelah mati
c. Imamiyah
Kemudian ada lagi dari sekte Syia’ah yaitu
Sekte Imamiyah. Golongan ini menganggap persoalan imamiyah adalah persoalan
pokok dalam agama atau ushuluddin, golongan ini meyakini bahwa Ali bin Abi
Thalib telah ditunjuk oleh Rasulullah sendiri sebagai pengganti beliau,golongan
ini tidak mengakui keabshan kekhalifahan sebelum Ali seperti yang di ungkapkan
sekte Kaisaniyah, seperti sekte yang lain,sekte ini terpecah menjadi beberapa
golongan,golongan terbesar adalah golongan Syi’ah Asyariah atau Syi’ah dua
belas dan yang kedua adalah golongan Syi’ah Ismailiyah yang berkuasa di Mesir
dan Baghdad.[11] Golongan ini disebut juga dengan golongan
tujuh imam yang hanya dari Ali, dan imam yang terakhir adalah imam
Isma’il,dengan urutan sebagai berikut :
I. Ali bin
Abi Thalib
II. Hasan
bin Ali
III. Husaen
bin Ali
IV. Ali bin
Husen
V. Muhammad
bin Ali
VI. Ja’far
bin Muhammad bin Ali
VII. Isma’il
bin Jafar
Sekte ini juga memiliki ajaran-ajaran
tersendiri,yang terdiri dari berbagai hal,diantaranya ialah :
Ø Mereka
meyakini bahwa imam-imam mereka memiliki kelebihan dan kedudukan yang tinggi di
atas manusia biasa,dan para imam mereka di anggap memiliki pengetahuan ilmu Syariat
yang lebih dari yang diketahui dari manusia lain,sifat dan kedudukan yang
diatas manusia ini menurut mereka adalah pemberian dari Allah SWT.
Ø Meyakini
bahwa imam tidak harus nampak dan dikenal oleh masyarakat,tetapi bisa saja para
imamnya bersembunyi dan samar,namun walaupun demikian,harus tetap di taati,yang
di sebut dengan Al-Mahdi. Meskipun dia tidak muncul pada saat tertentu,dia akan
nampak dan muncul pada saat akan datangnya hari kiamat,yang pada saat itu
kedzaliman dan kejahatn merajarela di dunia,dan imam Mahdi muncul pada saat
itu.
Ø Berhusnudhon
atau berpradangka baik pada imam,karena imam tidak pernah melakukan perbuatan
bururk dan selalu berbuat baik.[12]
d. Ghulat
Ghulat adalah sekte pecahan dari Syi’ah,yang
berasal dari ghala-yaghulu-ghuluw yang artinya bertambah dan naik. Ghulat
adalah skte Syi’ah yang sangat berlebihan terhadap Ali,akhirnya mereka menjadi
ekstrim yang melampaui batas.
Dikatakan ekstrem karena mereka mengeluarkan
pendapat yang sangat janggal seperti ada seseorang yang secara khusus di anggap
tuhan dan ada nabi setelah nabi Muhammad Saw,dan mereka mengembangkan ajaran
ajaran mereka seperti
Ø Tanasukh,yaitu
keyakinan terhadap keluarnya roh dari satu jasad ke jasad yang lain, dengan
kepercayaan bhwa roh Allah berpindah kepada Adam dan turun kepada imam imam
mreka.
Ø Bada’,yaitu
keyakinan bahwa Allah mengubah kehendakNya sesuai dengan perubahan ilmunya.
Ø Raja’ah,yaitu
kemunculan Imam Mahdi Al-Muntazhar pada saat akan tiba waktu kiamat,yang ada
megatakan bhwa itu adalah Ali.
Ø Tasbih,yakni
menyerupakan imam Syi’ah dengan Tuhan
Ø Hulul,yaitu
mempercayai bahwa Tuhan menjelma kedalam diri seorang imam,sehingga imam juga
harus disembah.
Ø Ghayba,yang
artinya meyakini bahwa Imam Mahdi ada di negeri ini dan tidak dapat dilihat
dengan mata biasa.
BAB III
A. Kesimpulan.
Syi’ah adalah golongan pendukung Ali yang
memiliki berbagai pecahan golongan atau sekte yang mempunyai ajaran
berbeda-beda. Yang terbentuk dari perbedaan pendapat tentang masalah
iamamiyah,yaitu imam atau pengganti setelah Husen bin Ali,yang menggantikan
setelah Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali. Golongan tersebut memiliki
pendapat dan juga ajaran masing-masing yang sudah di jelaskan pada Bab
Pembahasan tentang Sekte Syi’ah, namun ada hal yang paling yang akan kami
simpulkan tentang ajaran sekte-sekte syiah yang berhubungan dengan ilmu
kalam.yang akan kami ringkas dari sepenngetahuan kami dari berbagai sumber dan
penjelasan diatas.
·
Kaisaniyah,imamiyah,dan
Ghulat mempunyai ajaran yang sama bahwa mereka tidak mengakui keabsahan para Khalifah
yang mendahului Ali bin Abi Thalib r.a,lain halnya dengan golongan atau sekte
Syi’ah Zaidiyah yang mengakui keabsahan Khalifah sebelum Ali,namun mereka
mengangap Ali lebih tinggi derajatnya dari pada para Khalifah yang lain.
·
Kaisaniyah
dan Ghullat mempunyai ajaran atau doktrin bahwa Allah mengubah kehendakNya
sejalan dengan Ilmunya.
·
Sekte
Ghullat memmpunyai doktrin Tasbih,yakni bahwa roh Allah beralih kedalam jasad
Adam dan turun temurun kepada imam imamya.mereka juga mempunyai ajaran
Hulul,yakni ajaran bahwa Tuhan menjelma di dalam diri para imam mereka,dan imam
itu wajib di sembah. Oleh karena mereka kaum Ghulat hanya mempercayai
bahwasannya Ali bin Abi Thalib adalah khalifah satu-satunya yang mereka
akui,maka dapat dikatakan bahwa mereka menganggap bahwa Ali adalah jelmaan
Tuhan dan harus di sembah.
B. Saran
Demikian
makalah kami tulis dari berbagai sumber yang kami dapatkan,semoga dapat menjadi
tambahan wawasan tentang ajaran dari berbagai Aliran. Namun kami menyadari
masih banyak kekeliruan dari pembuatan karya ilmiah ini,dan untuk pembuatan
karya tulis ilmiah yang di waktu lain,kami mohon saran dan perbaikan dari semua
kalangan yang membaca,termasuk pembimbing dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Razak
Abdul ,Anwar Rosihon Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.2012
[1]
Abdul Rozak,Rosihon Anwar,Ilmu Kalam,Penerbit Pustaka Setia Bandung, hlm 89.
[2]
A.Syalabi,Sejarah dan Kebudayaan Islam,Penerbit Al Husna Zikra Jakarta, hlm
176.
[3] Abdur
Razak dan Rosihan Anwar,Ilmu Kalam cet-2,Penerbti Pustaka Setia,Bandung,hlm 90.
[4]
Hadits tentang Ghadir Khum. Lihat Muhammad Husai Thabathaba’i,Shi’a,terj,Husain
Nash(Anshariah,Qum,1981)
[5]
Abdur Razak dan Rosihan Anwar,Ilmu Kalam.. hlm 92.
[6]
Abdur Razak dan Rosihan Anwar,Ilmu Kalam... hlm 94.
[7]
Ibid
[8]
Solah Abu Su’ud,As Syi’ah An Nasyaah As Syiasyiah wal Aqidah Ad’ Diniyah,
(Giza:maktabah Nafidah,2004),hlm 158.
[9]
Muhammad Abu Zahrah,Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam,Publishing
House,hlm25.
[10]
Yaitu pemimpin akan dapat jaminan dari Allah dari perbuatan dalah dan dosa.
[11]
Sahilun A,Nasir,Pemikiran Ilmu kalam
[12] Ibid
No comments:
Post a Comment