Wednesday, November 1, 2017

Dinasti Safawi



MAKALAH
Dinsati Safawi
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
INSTITUT K.H.ABDUL CHALIM
Desa Bendungan Jati,Pacet Mojokerto
Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Ada beberapa kerajaan atau dinasti islam zaman dahulu yang sangat berpengaruh dalam peradaban islam saat ini,setelah kepemimpinan para khalifah usai dan di setiap negara bermunculan berbagai kerajaan islam salah satunya yang akan kita bahas dalam makalah ini.
Ada beberapa dinasti islam yang muncul sejak jatuhnya Baghdad pada tahun 1258 M. ke tangan Bangsa Mongol yang mengakhiri kepemerintahan Bani Abbasiyah yang juga merupakan awal masa kemunduran politik dan peradaban Islam. Kekuasaan Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain saling mengalahkan. Kondisi politik umat Islam secara keseluruhan nanti mengalami kemajuan kembali setelah terbentuknya tiga kerajaan besar yaitu : Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India.
Ketiga kerajaan tersebut sama penting berpengaruhnya pada peradaban islam saat itu,termasuk Kerajaan Syafawi di Persia,yang mampu mempersatukan negara Persia menjadi negara yang independent, meskipun pernah jatuh pada tahun 1736 namun mampu bangkit kembali dan pada puncak kejayaannya, wilayah Safawiyyah meliputi Iran, Azerbaijan, Armenia, sebagian besar Irak, Georgia, Afganistan, Kaukasus, dan sebagian Pakistan, Turkmenistan dan Turki. Safawiyyah merupakan salah satu negeri yang sangat berpengaruh bagi islam,karena negeri tersebut tempat berkembangnya ajaran Syi’ah,dan menjadikannya ajaran resmi negara.


BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah pendirian Dinasti Safawi.
Berawal  dari masuknya Islam ke Persia pada zaman Abu bakar yang berhasil menaklukkan Qadisiah, ibu kota dinasti Sasan (637 M), bagian kecil dari Sasaniah yaitu Baduspaniah bertahan hingga abad 16 Masehi. Di samping itu sebelum Syafawi , di Persia terdapat kerajaan lokal (distrik) yang berada di bawah dinasti-dinasti yang lebih besar, hingga menjadi kekuasaan yang lebih besar seperti dinasti Saljuk, Tabaristan, Rawadiah, Thahiriyah, Safariyah, dan Buwaihi. Di masa Timur Lenk wilayah tersebut bernama dinasti Timuriah (1370-1506) sepeninggalannya (1405) Timuriah pecah menjadi dua , dipimpin oleh Ulugh Bek (1404-1449 M) dan Sultan Husen. Dinasti ini tidak stabil karena Mongol dan Turki campur tangan, oleh karena itu, kelompok yang tidak puas mencoba melakukan gerakan-gerakan. Salah satunya adalah gerakan tarekat Syafawi  yang dipimpin oleh Syaikh Syafi’ al Din (1252-1334 M)[1]
Pada awalnya gerakan tarekat safawi ini adalah bertujuan untuk memerangi orang-orang yang ingkar. Kemudian memerangi golongan yang mereka sebut ahli-ahli bid’ah. Suatu ajaran yang dipegang secara fanatik biasanya kerap kali menimbulkan keinginan di kalangan para penganut ajaran itu untuk berkuasa. Karena itu lama-kelamaan murid-murid tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang terorganisir, fanatik dalam kepercayaan dan menantang setiap orang yang bermazhab berbeda atau selain mereka.
Kecenderungan memasuki dunia politik itu dapat terwujud pada masa kepemimpinan  Juned (1447M-1460M). Safawi memperluas gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan. Perluasan wilayah ini menimbulkan konflik dengan Karo Koyunlu dan Juned kalah, akhirnya dia diasingkan ke suatu tempat. Ditempat itu dia mendapatkan perlindungan dan bantuan dari para penguasa Diyar Bakr, Ak-Koyulu. Selama dalam pengasingan, Juned menghimpun kekuatan untuk kemudian beraliansi secara politik dengan Uzun Hasan.  Juned juga berhasil mempersunting sepupu Uzun Hasan  dan memiliki Putra bernama Haidar. Kemudian Juned terbunuh pada saat mencoba merebut Sisilia[2].
            Haidar menggantikan ayahnya dalam memimpin Syafawi sebagai sebuah kekuatan politik dan militer. Dalam melanjutkan hubungan dengan Uzun Hasan tidak cukup sampai pernikahan ayahnya dengan Adik Uzun Hasan saja, bahkan Haidar menikahi salah satu putri Uzun Hasan. Dari perkawinan ini melahirkan  tiga orang putra Ali, Ibrahim dan Ismail[3]
           
 Kemenangan Ak Koyunlu tahun 1476 terhadap Kara Koyunlu memandang gerakan Syafawi  yang dipimpin Haidar sebagai rival politik bagi AK Koyunlu dalam meraih kekuasaan selanjutnya. Karena itu ketika Syafawi  menyerang wilayah Sircassia dan Sirwan, AK Koyunlu malah mengirimkan bantuan militer untuk membantu Sirwan sehingga pasukan Syafawi  kalah dan Haedar terbunuh. Inilah mulanya perpecahan antara dua sekutu Syafawi dan Ak Koyunlu.
            Ali, putra Haidar dintuntut pasukannya untuk menuntut balas atas kematian Haidar. Tetapi Ya’kub, pemimpin Ak Koyunlu berhasil menangkap Ali bersama saudaranya Ibrahim dan Ismail serta ibunya di Fars selama empat setengah tahun (1489-1493). Mereka dibebaskan oleh Rustam, putra mahkota AK Koyunlu, dengan syarat mau membantu membebaskan sepupunya. Ali kembali ke Ardabil setelah saudara sepupu Rustam dikalahkan. Namun selanjutnya Rustam berbalik memusuhi Ali bersaudara yang menyebabkan kematian Ali (1494) dan digantikan oleh adiknya Ismail, Ismail naik menggantikannya meski baru tujuh tahun. Ia menyiapkan pasukannya yang dinamai Qizilbas h (Baret Merah) yang dibentuk oleh ayahnya Haidar.
            Di bawah pimpinan Ismail pada tahun 1501 M berhasil mengalahkan Ak-Konyulu di Sharur dan berhasil merebut ibu kotanya yaitu Tabriz dan di tempat itu dia memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi (disebut Ismail I). Ismail I berkuasa selama 23 tahun. Dalam waktu 10 tahun Ismail sudah mampu memperluas kekuasannya hingga seluruh Persia.
            Ismail digantikan oleh anaknya Tahmasp I , Tahmasp merupakan pengganti Ismail yang memang sudah dipersiapkan dan diunggulkan dari saudara-saudaranya, karena beliau adalah putra tertua bahkan beliau naik tahta pada hari yang sama saat ayahnya Isma’il I mangkat, padahal saat itu  Tahmasp masih berumur sepuluh tahun[4].
            Tahmasp memerintah selama  52 tahun,  menjelang wafatnya Tahmasp mengalami sakit keras, pada masa ini pasukan Qizilbas h terpecah menjadi dua kubu, satu diantaranya kelompok yang memihak Ismail Mirza dan lainnya memihak kepada Haidar Mirza. Dalam hal ini Tahmasp memilih Haidar Mirza putra ke tiganya sebaga calon penggantinya. Namun Ismail melakukan penolakan dan perlawanan pada saat penobatan Haidar  menjadi khalifah(Syah) hingga akhirnya Haidar terbunuh, dan Isma’il naik Tahta dengan gelar Isma’il II.
            Setelah setahun menjabat , Isma’il wafat dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Putra pertama Tahmasp I atas penunjukan para pejabat Negara. Khudabanda menjabat lebih kurang sepuluh tahun lamanya, kemudian digantikan oleh Syah Abbas I. Syah Abbas I memerintah selama kurang lebih 41 tahun, selama pemerintahannya, Syafawi  berada pada tatanan yang penuh dengan kemajuan, perbaikan urusan administrasi, diplomasi luar negeri dan lain-lain
            Sebelum Abbas I, Persaingan antara Syafawi  dengan Turki Usmani selalu terjadi, ditandai dengan perang yang berkepanjangan, peperangan dimulai sejak kepemimpinan Ismail I (1501-1524 M), lalu Tahmasp I (1524-1576 M), Isma’il (1576-1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577-1587) Akhirnya, Abbas I (1588-1628 M) melakukan perjanjian dengan Turki Usmani sehingga mengakhiri perang yang biasanya terjadi.Secara umum di Zaman Syah Abas I terjadi stabilitas Negara dan Perdamaian dengan Turki Usmani  dan dinasti Moghul.[5]

Kepemimpinan Dinasti Safawi.
Berikut urutan syah atau pemimpin Dinasti Syafawi yang dapat kami kutip[6]:
Ismail I (1501-1524 M),
Tahmasp I (1524-1576 M),
Isma’il II(1576-1577 M)
Muhammad Khudabanda (1578-1587 M)
Abbas I (1588-1628 M).
Safi Mirza (1628-1642 M)
Abbas II (1642-1667 M)
Sulaiman (1667-1694 M)
Husain (1694-1722 M)
Tahmasp II (1722-1732 M)
Abbas III (1733-1736 M).


Kemajuan di massa Dinasti Safawi.
Dinasti Syafawi dalam sejarahnya memiliki berbagai kemajuan dalam berbagai bidang di antara beberapa pemimpinnya,dan mencapai puncak keemasan pada waktu pemerintahan Syah Abbas I selama periode 1588-1628 M dan menjadikan Syafawi seimbang dengan Kearajaan Turki Odmani :
Kemajuan dalam bidang Politik.
Tentara Qizilbas  yang pernah menjadi tulang punggung dinasti Shafawi yang besar, seiring waktu tidak terlalu berpengaruh dalam bidang pertahanan dan keamanan, melainkan hanya menjadi semacam tentara nonreguler yang tidak bisa diharapkan lagi untuk menopang citra politik syah yang besar. Untuk itu dibangun suatu angkatan bersenjata reguler. Inti satuan militer ini direkrutnya dari bekas tawanan perang bekas orang-orang Kristen di Georgia dan Circhasia yang sudah mulai dibawa ke Persia sejak Syah Tahmasab (1524-1576 M), mereka diberi gelar “Ghulam”. Mereka dibina dengan pendidikan militer yang militan dan dipersenjatai secara modern. Sebagai pimpinannya, Syah Abbas mengangkat Allahwardi Khan, salah seorang dari Ghulam itu sendiri
Secara administrasi, struktur organisasi pemerintahan Syafawi  secara horizontal didasarkan pada garis kesukuan/kedaerahan. Dan secara vertical mencakup dua jenis, yaitu Istana dan Sekretariat Negara
Dalam hal kesukuan, Qizilbasy (suku Turki) merupakan bangsawan Militer, Qizilbasy mendapat posisi strategis hingga masa Muhammad Khdabanda (berakhir pada 1587 M). Suku Tajik memegang posisi di kementrian dan Sekretariat Negara (sebagai dewan Amir yang meliputi Amir, wazir, sejarawan istana, sekretaris pribadi syah, dan kepala intelijen), akuntan, pegawai administrasi, pengumpul pajak dan administrasi keuangan, dan suku Persia menjabat sebagai Sadr (ketua Lembaga Agama)[7]
Kemajuan dalam bidang Ekonomi.
Dalam bidang ekonomi terjadi perkembangan ekonomi yang pesat setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan nama pelabuhan “Gumrun” akhirnya diubah menjadi Bandar Abbas.
Sebagai pelabuhan utama wilayah ini mampu menjamin kehidupan perekonomian Safawi. Hal ini dikarenakan bandar tersebut merupakan salah satu jalur dagang yang strategis antara timur dan barat yang biasanya menjadi daerah perebutan belanda Inggris dan Prancis.
Selain itu Safawi juga mengalami kemajuan sektor pertanian terutama di daerah Bulan sabit subur (fortile crescent). Dalam masa ini juga masyarakat sudah banyak malakukan budaya wakaf bagi harta-hartanya kepada ummat[8]
Kemajuan dalam bidang IPTEK.
Salah satu keunggulan dinasti Syafawi dibandingkan dengan Turki Usmani adalah dibidang Ilmu pengetahuan, Syafawi  lebih menonjol daripada Dinasti Turki Usmani, khususnya ilmu filsafat yang berkembang amat pesat. Dalam bidang pendidikan terutama untuk perkembangan mazhab Syi’ah didirikan sekolah teologi serta pusat kajian Syi’ah di tiga kota, yaitu : Qum, Najaf, Masyhad.[9]
Kemajuan dalam bidang Sosial kemasyarakatan.
Pada zaman Khudabanda,ada kemajuan yakni adanya bangunan baru berupa 48 perguruan dan beberapa pemandian yang di bangun.dan kemudian Tahmasp ISyah Abbas berhasil membuat syafawi menjadi makmur dan terhindar dari berbagai perang.
Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Safawi.
Di balik keemasaan dan kemajuan Dinasti Syafawi,ternyata kerajaan ini juga mempunyai berbagai kemunduran yang menyebabkan kehancuran dinasti ini.kehancuran ini di mulai sejak sepeninggalan Abbas I,dan para penggantinya.
Banayak faktor yang mempengaruhi kehancuran dinasti ini,salah satunya adalah peperanagan dan perebutan kekuasaan di dalam kerajaan sendiri,selain itu juga disebabkan karena lemahnya kekuatan yang dari berbagai pemimpin penerus Abbas I,Salah satunya adalah cucu dari Abbas I yaitu Safi Mirza,kelemahannya adalah dengan sifatnya yang sangat kejam karena dia seorang yang pecemburu,pada saat pemerintahannya lah Qandahara lepas dari kekuasaan Syafawi yang di rebut oleh kerajaan Mughal yang di pimpin oleh Syeh Jihan dan Baghdad yang di rebut oleh kerajaan Usmani[10].


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan.
Dari berbagai tulisan atau bahasan yang kami tulis,kami akan mencoba menyimpulkan berbagai hal yang menurut kami penting:
Nama Syafawi  dinisbatkan kepada tarekat Syafawi yah yang didirikan oleh Syekh Safiuddin Ishaq (1252-1335M) di masa dinasti Ilkhan
 Kepemimpinan tarikat berlangsung secara turun temurun mengikut garis keturunan
Pemimpin kerajaan Syafawi  disebut Syah
Isma’l sebagai Pimpinan tarekat sekaligus sebagai Syah pertama
Kmundutan Dinasti Syafawi di mulai dengan meninggalanya Abbas I dan di gantikan cucunya Safi Mirza yang sejak itu dan seterusnya dinasti ini mulai melemah yang berakibat hialangnya wilayah di tangan para saingan seperti hilangya Baghdad yang jatuh di tangan Turki Usmani.
Perluasan Wilayah
Sebelah Utara                       : Transxsosani
Sebelah Selatan                     : Teluk Persia
Timur sampai Barat               : Sungai Eufrat
Syafawi   yang merupakan rival bagi kerajaan Turki Usmani tetap diakui sebagai sebuah kerajaan yang besar, hal ini dibuktikan dengan adanya kesepakatan damai yang terjadi pada masa Abbas I  dengan Turki Usmani, ini mengindikasikan bahwa Syafawi  memang diakui keberadaannya dari Turki Usmani yang memang dari segi waktu muncul lebih dahulu.
Saran.
Kami menyadari ada bebrbagai kekurangan dalam pembuatan karya tulis ini,utnuk itu saran dari berbagai pihak snagat kami harapakan untuk karya tulis yang lebih baik lagi di masa mendataang.


DAFTAR PUSTAKA


Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam (Bandung, Pustaka Islamika, 2008)
 Dicky Avellli A, Makalah Tiga Dinast
MS Rizqi, Dinasti-dinasti kecil Persia(http://msrizqi.blogspot.com/2009/04/dinasti-dinasti-kecil-persia.html)
Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam (Jakarta, Raja Grafindo Persada,2006)
Saeful Anwar,Peradaaban Islam Masa Dinasti Syafawi Persia1501-1736 M,(http://file.upi.edu /Direktori/ B-FPIPS/MKDU/198111092005011-)




[1] Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam (Bandung, Pustaka Islamika, 2008)
[2] Dicky Avellli A, Makalah Tiga Dinasti
[3] MS Rizqi, Dinasti-dinasti kecil Persia(http://msrizqi.blogspot.com/2009/04/dinasti-dinasti-kecil-persia.html)

[4]  Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam (Jakarta, Raja Grafindo Persada,2006) hal 138

[5] Dicky Avellli A, Op cit
[6] Saeful Anwar,Peradaaban Islam Masa Dinasti Syafawi Persia1501-1736 M,(http://file.upi.edu /Direktori/ B-FPIPS/MKDU/198111092005011-)
[7] Saeful Anwar,Peradaaban Islam Masa Dinasti Syafawi Persia1501-1736 M,(http://file.upi.edu /Direktori/ B-FPIPS/MKDU/198111092005011-)
[8] Saeful Anwar,Op Cit
[9] Saeful Anwar, Lok cit
[10] kemunduran-tiga-kerajaan-besar-utsmani-safawi-dan-mughal/
http://initialdastroboy.wordpress.com/2010/04/15/kemunduran-tiga-kerajaan-besar-utsmani-safawi-dan-mughal/

No comments:

Post a Comment