MAKALAH
KONFLIK
SOSIAL
FAKULTAS
DAKWAH
PROGRAM
STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
INSTITUT K.H. ABDUL
CHALIM
Tahun 2016
ABSTRAK
Dalam
penciptaannya, Tuhan selalu memperhitungkan tentang kesetaraan,keseimbangan,dan
kesinambungan. Seperti filosofi warna pelangi, kita tidak dapat memilih sebuah
warna apa yang kita senangi, seperti halnya kecondongan memilih sebuah warna
dari beberapa warna pelangi.
Hitam
putih warna kehidupan tak selayaknya dijadikan sebuah pertentangan, selayaknya
kutipan dalam agama Islam “persamaan itu nikmat,perbedaan itu rahmat”.
Tak perlu mempermasalahkan kenapa
hitam dikorelasikan sebagai keburukan,dan putih dikorelasikan sebagai sebuah
kebaikan. Namun, menarik tali moderat yang menjadikan warna abu-abu, tak
memihak. Menjadikannya sebagai keberagaman dan proses pembelajaran.
Seperti
yang telah dicetuskan oleh seorang filosof besar bernama Hegel, dia menarik
sebuah rumus “thesys + anti thesys = synthesis” yang menjadikannya
Dialektika.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konflik
merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga
konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam
setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Dalam pandangan ini,
masyarakat merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi yang
senantiasa berlangsung. Oleh sebab itu, konflik dan integrasi sosial merupakan
gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong
timbulnya konflik dan integrasi adalah adanya persamaan dan perbedaan
kepentingan sosial. Di dalam setiap kehidupan sosial tidak ada satu pun manusia
yang memiliki kesamaan yang persis, baik dari unsur etnis, kepentingan,
kemauan, kehendak, tujuan dan sebagainya.
Konflik sangat wajar terjadi dalam masyarakat.
Bahkan tidak ada satu pun masyarakat yang tidak pernah mengalami konflik.
Setiap masyarakat pasti mengalami konflik, baik dalam cakupan kecil maupun
berskala besar. Dengan ini kelompok kami akan menggambarkan lebih jelas apa dan
bagaimana konflik sosial itu terjadi dalam masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa
pengartian dari Konflik sosial?
b. Apa saja
faktor penyebab terjadinya konflik?
c. Apa saja
macam-macam konflik dalam masyarakat?
d. Apakah
dampak dari adanya konflik?
e. Bagaimana
cara mengatasi konflik yang terjadi dalam masyarakat?
1.3 Tujuan penelitian
a.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud konflik sosial.
b.
Untuk
mengetahui apasaja penyebab terjadinya konflik.
c.
Menjelaskan
tentang macam-macam konflik yang terjadi dalam masyarakat.
d.
Mengetahui
dampak positif dan negatif dari adanya konflik.
e.
Menjelaskan
cara mengatasi konflik yang terjadi dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konflik Sosial
Istilah
“konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang berarti
bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan[1].
Konflik juga banyak
didefinisikan oleh para ahli antara lain sebagai berikut :
a. Menurut Soerjono Soekanto
Pengertian konflik
menurut soerjono soekanto adalah suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan
dengan disertai ancaman dan kekerasan
b. Menurut Gillin dan
Gillin
Pengertian konflik
menurut gillin dan gillin adalah bagian dari proses sosial yang terjadi karena
adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.
c.
Menurut Robert M. Z.
Lawang
Pengertian konflik
menurut Robert M.Z. Lawang adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal
yang langka seperti, nilai, status, kekuasaan dan sebagainya.
d. Menurut De Moor
Pengertian konflik
menurut de moor adalah konflik yang terjadi ika para anggotanya secara besar-
besaran membiarkan diri dibimbing oleh tujuan (nilai) yang bertentangan.
e.
Menurut Lewis A. Coser
Pengertian konflik
menurut Lewis A. Coser adalah sebuah perjuangan mengenai nilai-nilai atau
tuntutan atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau
melenyapkan lawan.
f.
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1997)
Pengertian konflik
menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis adalah warisan kehidupan sosial yang
boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan
ketidaksetujuan, kontraversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih
pihak secara berterusan.
2.2 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik
Para
sosiolog berpendapat bahwa akar dari timbulnya konflik adalah hubungan sosial,
ekonomi, politik yang akarnya adalah perebutan atas sumber-sumber kepemilikan, status sosial dan
kekuasaan yang jumlah ketersediaannya yang sangat terbatas dengan pembagian
yang tidak merata di masyarakat.2 ketidak merataan pembagian aset-aset sosial
dalam masyarakat dianggap sebagai bentuk ketimpangan. Ketimpangan pembagian ini
menimbulkan pihak-pihak tertentu berjuang mendapatkannya atau menambahinya bagi
yang memperoleh aset sosial yang relatif sedikit atau kecil.
a. Kemajemukan
horizontal
Artinya
struktur masyarakat yang majemuk secara kultur, seperti suku bangsa, agama, ras
dan majemuk sosial dalam arti perbedaan pekerjaan dan profesi seperti petani,
buruh, pedagang, pengusaha, pegawai negeri, militer, wartawan, alim ulama,
cendikiawan. Kemajemukan horizontal-kultural yang masing-masing unsur kultural
tersebut mempunya karakteristik sendiri dan masing-masing penghayat tersebut
ingin mempertahankan karakteristik budaya nya tersebut. Dalam masyarakat yang
strukturnya seperti ini, jika belum ada konsensur nilai yang emnjadi pegangan
bersama,konflik yang terjadi akan menimbulkan perang saudara.
b. Kemajemukan
vertikal
Yaitu
struktur masyarakat yang terpolarisasi berdasarkan kekayaan,pendidikan dan
kekuasaan. Kemajemukan vertikal dapat menyebabkan konflik sosial karena ada
sekelompok kecil masyarakat yang memiliki kekayaan,pendidikan,kekuasaan dan
kewenangan yang besar, sedangkan sebagian besar tidak atau bahkan kurang
memiliki, pendidikan yang rendah dan tidak memiliki kewenangan dan kekuasaan.
Pembagian masyarakat seperti ini meruapakan benih subur terjadinya konflik.
c. Pendapat
lain
i.
Perbedaan
individu
Perbedaan pendirian dan perasaan.
ii.
Adanya
perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang
berbeda-beda pula. Seseorang akan terpengaruh oleh pendirian dan pola
kelompoknya.
iii.
Adanya
perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok baik dalam bidang
ekonomi,politik dan juga sosial.
2.3 Macam-Macam Konflik Sosial
Terdapat
berbagai macam konflik yang dikelompokkan dalam berbagai jenis antara lain
sebagai berikut :
a. Macam-Macam
konflik berdasarkan pihak yang terlibat didalamnya.
i.
Konflik
dari dalam individu ( conflik within individual )
Adalah
konflik yang terjadi karena memilih tujuan yang saling bertentangan,atau karena
tuntutan tugas yang terlampau banyak ditinggalkan.
ii.
Konflik
antar-individu ( conflik among individual )
Adalah
konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepribadian antara individu yang
satu dengan indivisu yang lainnya.
iii.
Konflik
antar individu dan kelompok ( conflik among individual and groups )
Adalah
konflik yang terjadi karena adanya individu yang gagal beradaptasi dengan
norma-norma kelompok dimana ia bekerja.
iv.
Konflik
antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflik among groups in the same
organization)
Adalah
konflik yang terjadi karena setiap kelompok memiliki tujuan tersendiri dan
berbeda yang ingin di capai.
v.
Konflik
antar organisasi ( conflik among organization )
Adalah
konflik yang terjadi karena tindakan yang dilakukan anggota organisasi
menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lain.
b.
Macam-Macam Konflik Berdasarkan Fungsinnya.
i.
Konflik konstruktif
Merupakan konflik yang bersifat fungsional,
konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok
dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu
konsensus dari berbagai pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan.
Misalnya perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi
ii.
Konflik destruktif
Adalah
konflik yang memiliki nilai negatif terhadap pengembangan organisasi. Konflik Destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak
senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak
lain. Pada konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan fisik yang mengakibatkan
hilangnya nyawa dan harta benda seperti konflik Poso, Ambon, Kupang, Sambas,
dan lain sebagainya.
c. Macam-Macam
Konflik Berdasarkan Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi.
i.
Konflik vertikal
Adalah konflik antar komponen masyarakat di
dalam satu struktur yang memiliki hierarki. Contohnya, konflik yang terjadi
antara atasan dan bawahan dalam sebuah kantor.
ii.
Konflik horizontal
Adalah
konflik yang terjadi karena memiliki jabatan atau kedudukan yang sama atau
setingkat dalam organisasi. Contohnya, konflik yang terjadi antar organisasi
massa.
iii.
Konflik diagonal
Adalah
konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya keseluruh
organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim.
iv.
Konflik garis-staf
Adalah
konflik yang terjadi karyawan yang memegang komando,dengan pejabat staf sebagai
penasihat dalam organisasi.
v.
Konflik peran
Adalah konflik yang terjadi karena
individu yang memiliki peran lebih dari satu.
d. Macam-Macam Konflik Berdasarkan Dampak Yang
Timbul
i.
Konflik fungsional, adalah konflik yang memberikan manfaat atau keuntungan
bagi organisasi yang dapat dikelola dan dikendalikan dengan baik.
ii.
Konflik Infungsional, adalah konflik yang dampaknya merugikan orang lain.
e. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Sumber Konflik
i.
Konflik tujuan
Adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
individu, organisasi atau kelompok yang memunculkan konflik
ii.
Konflik peranan
Adalah konflik yang terjadi karena terdapat peran yang
lebih dari satu.
iii.
Konflik nilai
Adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
nilai yang dianut oleh seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh
organisasi atau kelompok.
iv.
Konflik kebijakan
Adalah konflik yang
terjadi karena individu atau kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang
diambil oleh organisasi.
f. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Bentuknya
i.
Konflik realistis
adalah konflik yang
terjadi karena kekecewaan individu atau kelompok atas tuntutannya.
ii.
Konflik nonrealistif
Adalah konflik yang
terjadi karena kebutuhan yang meredakan ketegangan.
g. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Tempat Terjadinya
i.
Konflik in-group
Adalah konflik yang
terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri
ii.
Konflik out-group
Adalah konflik yang
terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu kelompok atau
masyarakat lain.
h. Macam-Macam Konflik
Berdasarkan Pendapat Dahrendorf
i.
Konflik dalam peran
sosial
Seperti antara peran
seseorang dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan (profesi).
ii.
Konflik antara
kelompok-kelompok sosial,
iii.
Konflik antara kelompok
yang terorgansiasi dengan kelompok yang tidak terorganisasi,
iv.
Konflik antara satuan
nasional, seperti konflik antara
KPK dan Porli dalam menangani kasus tertentu.
v.
Konflik antarnegara atau antara negara dan organisasi
internasional.
2.4 Dampak Konflik
Konflik tidak hanya
memberikan hasil yang berakibat negatif bagi masyarakat, namun konflik juga
memberika dampak yang berakibat positif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Macam-macam dampak positif dan negatif konflik adalah sebagai berikut.[4]
a.
Dampak Positif Konflik
i.
Adanya yang memperjelas
aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas dipelajari
ii.
Adanya penyesuaian
kembali norma dan nilai yang diserta dengan hubungan sosial dalam kelompok yang
bersangkutan.
iii.
Jalan untuk mengurangi
ketegangan antarindividu dan antarkelompok
iv.
Untuk mengurangi atau
menekan adanya pertentangan yang terjadi dalam masyarakat
v.
Membantu menghidupkan
kembali norma lama dan menciptakan norma baru.
b.
Dampak Negatif Konflik
i.
Meningkatkan
solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok
lain.
ii.
Keretakan hubungan
antar anggota kelompok, seperti akibat konflik antarsuku
iii.
Menimbulkan perubahan
kebribadian pada individu, seperti adanya rasa benci dan saling curiga akibat
perang
iv.
Adanya kerusakan harta
benda dan hilangnya nyawa manusia
v.
Terdapat domoniasi,
juga penaklukan, yang terjadi pada salah satu pihak yang terlibat dalam
konflik.
2.5 Upaya Penyelesaian Konflik
Secara sosiologi, proses sosial dapat berbentuk proses
sosial yang bersifat menggabungkan (associative processes)dan proses sosial
yang menceraikan (dissociative processes). Proses sosial asosiatif diarahkan
pada terwujudnya nilai-nilai seperti keadilan sosial,cinta kasih
sayang,kerukunan, solideritas. Sebaliknya proses sosial yang bersifat
disosiatif mengarah pada nilai-nilai negatif atau asosial, seperti kebencian,
permusuhan, egoisme, kesombongan, pertentangan, perpecahan, dan sebagainya[5].
Adapun bentuk
penyelesaian konflik yang lazim dipakai adalah
koonsiliasi,mediasi,arbitrasi,koersi (paksaan) dan detente. Urutan ini
berdasarkan orang menyelesaikan masalah.
a. Konsiliasi
Pemcehan konflik dengan
cara mempertemukan kedua belah pihak yang berkonflik.
b. Adjudikasi
Penyelesaian konflik
dengan melalui peradilan
c. Segregasi
Pemecahan konflik
dengan cara kedua belah pihak yang berkonflik saling memisahkan diri atau
menghindar satu sama lain.
d. Mediasi
Penyelesaian dengan
memunculkan pihak lain yaitu pihak ketiga,dari kedua belah pihak yang
berkonflik sebagai pihak yang menengahi pihak lain dan bersifat netral.
e. Toleransi
Konflik dapat terasi
dan dapat di cegah dengan cara menjunjung tinggi sikap toleransi,yakni sifat
saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
f. Konversi
Cara lain mengatasi
konflik adalah konversi,yakni salah satu dari pihak yang berkonflik saling
mengalah,tapi jalan ini memerlukan pemikiran yang jernih dari kedua belah pihak
untuk menyelesaikan masalah.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengertian konflik yang sudah
dijelaskan,dapat dipahami bahwa konflik adalah sebuah pertentangan dari dua
pihak yang berselisih paham dan kepentingan. Pihak yang terlibat konflik beraneka
ragam,ada konflik yang melibatkan antar individu, antar kelompok seperti
konflik tawuran antar mahasiswa, individu dengan kelompok, seperti seorang
penjahat dengan pihak kemanan. Sumber konflik itu sendiri bisa berasal dari
dalam kelompok sendiri (In group), dan ada pula sumber yang berasal dari luar
kelompok (Out grup)
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya
Konflik, seperti,Kemajemukan horizontal (kemajemukan kultur atau budaya), kemajemumkan vertikal (kemajemukan berdasarkan
struktur sosial), adanaya perbedaan pendapat antar dua pihak, kepentingan dan
tujuan yang berbeda.
Sifat
konflik ada yang bersifat konsrtuktif yang memberi hasil positf dari timbulnya
konflik, ada pula yang bersifat
destruktif dan mengahasilkan dampak negatif dari timbulnya konflik.
Ada
berbagai macam cara untuk menghindari dan menyelesaikan konflik antara lain,
dengan cara saling menghormati antar kelompok atau individu (Toleransi),
mempertemukan kedua pihak yang berkonflik (Konsiliasi), melalui peradilan
(Adjudikasi), saling memisahkan diri (Segregasi), dan penyelesain konflik
melalui jalan mediasi.
DAFTAR PUSTAKA
Elly M, dkk. 2016. Ilmu
Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Prenamedia Group.
Soekamto,Soerjono.2005. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Pruitt, Dean G. Dan Rubin,Jefferyz. 2004. Teori
Konflik Sosial. Jakarta: Pustaka Pelajar.
[1]
Beni, Ahmad Saebani. Prospektif Perubahan Sosial. (Bandung: CV.Pustaka
Setia:2016).hlm207.
[2] Ibid,hlm.210.
[3] Elly
M, dkk. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Prenamedia Group: 2016
[4]
Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2005).hlm.70.
[5] Pruitt,
Dean G. Dan Rubin,Jefferyz.. Teori Konflik Sosial. (Jakarta: Pustaka
Pelajar : 2004)
No comments:
Post a Comment