Wednesday, November 1, 2017

Konflik Sosial



MAKALAH
KONFLIK SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
INSTITUT K.H. ABDUL CHALIM
Tahun 2016


ABSTRAK


            Dalam penciptaannya, Tuhan selalu memperhitungkan tentang kesetaraan,keseimbangan,dan kesinambungan. Seperti filosofi warna pelangi, kita tidak dapat memilih sebuah warna apa yang kita senangi, seperti halnya kecondongan memilih sebuah warna dari beberapa warna pelangi.
            Hitam putih warna kehidupan tak selayaknya dijadikan sebuah pertentangan, selayaknya kutipan dalam agama Islam “persamaan itu nikmat,perbedaan itu rahmat”.
            Tak perlu mempermasalahkan kenapa hitam dikorelasikan sebagai keburukan,dan putih dikorelasikan sebagai sebuah kebaikan. Namun, menarik tali moderat yang menjadikan warna abu-abu, tak memihak. Menjadikannya sebagai keberagaman dan proses pembelajaran.
              Seperti yang telah dicetuskan oleh seorang filosof besar bernama Hegel, dia menarik sebuah rumus “thesys + anti thesys = synthesis” yang menjadikannya Dialektika.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang     

Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Dalam pandangan ini, masyarakat merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi yang senantiasa berlangsung. Oleh sebab itu, konflik dan integrasi sosial merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya konflik dan integrasi adalah adanya persamaan dan perbedaan kepentingan sosial. Di dalam setiap kehidupan sosial tidak ada satu pun manusia yang memiliki kesamaan yang persis, baik dari unsur etnis, kepentingan, kemauan, kehendak, tujuan dan sebagainya.
Konflik sangat wajar terjadi dalam masyarakat. Bahkan tidak ada satu pun masyarakat yang tidak pernah mengalami konflik. Setiap masyarakat pasti mengalami konflik, baik dalam cakupan kecil maupun berskala besar. Dengan ini kelompok kami akan menggambarkan lebih jelas apa dan bagaimana konflik sosial itu terjadi dalam masyarakat.

1.2    Rumusan Masalah

a.       Apa pengartian dari Konflik sosial?
b.      Apa saja faktor penyebab terjadinya konflik?
c.       Apa saja macam-macam konflik dalam masyarakat?
d.      Apakah dampak dari adanya konflik?
e.       Bagaimana cara mengatasi konflik yang terjadi dalam masyarakat?

1.3    Tujuan penelitian

a.       Untuk mengetahui apa yang dimaksud konflik sosial.
b.      Untuk mengetahui apasaja penyebab terjadinya konflik.
c.       Menjelaskan tentang macam-macam konflik yang terjadi dalam masyarakat.
d.      Mengetahui dampak positif dan negatif dari adanya konflik.
e.       Menjelaskan cara mengatasi konflik yang terjadi dalam masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN


2.1    Pengertian Konflik Sosial

Istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan[1].
Konflik juga banyak didefinisikan oleh para ahli antara lain sebagai berikut :
a.       Menurut Soerjono Soekanto
Pengertian konflik menurut soerjono soekanto adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan disertai ancaman dan kekerasan
b.       Menurut Gillin dan Gillin
Pengertian konflik menurut gillin dan gillin adalah bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.
c.        Menurut Robert M. Z. Lawang
Pengertian konflik menurut Robert M.Z. Lawang adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti, nilai, status, kekuasaan dan sebagainya.
d.       Menurut De Moor
Pengertian konflik menurut de moor adalah konflik yang terjadi ika para anggotanya secara besar- besaran membiarkan diri dibimbing oleh tujuan (nilai) yang bertentangan.


e.        Menurut Lewis A. Coser
Pengertian konflik menurut Lewis A. Coser adalah sebuah perjuangan mengenai nilai-nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.
f.        Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1997)
Pengertian konflik menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis adalah warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontraversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

2.2    Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik

Para sosiolog berpendapat bahwa akar dari timbulnya konflik adalah hubungan sosial, ekonomi, politik yang akarnya adalah perebutan atas  sumber-sumber kepemilikan, status sosial dan kekuasaan yang jumlah ketersediaannya yang sangat terbatas dengan pembagian yang tidak merata di masyarakat.2 ketidak merataan pembagian aset-aset sosial dalam masyarakat dianggap sebagai bentuk ketimpangan. Ketimpangan pembagian ini menimbulkan pihak-pihak tertentu berjuang mendapatkannya atau menambahinya bagi yang memperoleh aset sosial yang relatif sedikit atau kecil.
Pada dasarnya,penyebab konflik secara sederhana dibagi menjadi dua, yaitu[2] :
a.       Kemajemukan horizontal
Artinya struktur masyarakat yang majemuk secara kultur, seperti suku bangsa, agama, ras dan majemuk sosial dalam arti perbedaan pekerjaan dan profesi seperti petani, buruh, pedagang, pengusaha, pegawai negeri, militer, wartawan, alim ulama, cendikiawan. Kemajemukan horizontal-kultural yang masing-masing unsur kultural tersebut mempunya karakteristik sendiri dan masing-masing penghayat tersebut ingin mempertahankan karakteristik budaya nya tersebut. Dalam masyarakat yang strukturnya seperti ini, jika belum ada konsensur nilai yang emnjadi pegangan bersama,konflik yang terjadi akan menimbulkan perang saudara.
b.      Kemajemukan vertikal
Yaitu struktur masyarakat yang terpolarisasi berdasarkan kekayaan,pendidikan dan kekuasaan. Kemajemukan vertikal dapat menyebabkan konflik sosial karena ada sekelompok kecil masyarakat yang memiliki kekayaan,pendidikan,kekuasaan dan kewenangan yang besar, sedangkan sebagian besar tidak atau bahkan kurang memiliki, pendidikan yang rendah dan tidak memiliki kewenangan dan kekuasaan. Pembagian masyarakat seperti ini meruapakan benih subur terjadinya konflik.
c.    Pendapat lain
                                           i.          Perbedaan individu
Perbedaan pendirian dan perasaan.
                                         ii.          Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda-beda pula. Seseorang akan terpengaruh oleh pendirian dan pola kelompoknya.
                                       iii.          Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok baik dalam bidang ekonomi,politik dan juga sosial.
                                       iv.          Terjadi perubahan nilai yang cepat dalam masyarakat[3].


2.3    Macam-Macam Konflik Sosial

Terdapat berbagai macam konflik yang dikelompokkan dalam berbagai jenis antara lain sebagai berikut :
a.    Macam-Macam konflik berdasarkan pihak yang terlibat didalamnya.
                                           i.        Konflik dari dalam individu ( conflik within individual )
Adalah konflik yang terjadi karena memilih tujuan yang saling bertentangan,atau karena tuntutan tugas yang terlampau banyak ditinggalkan.
                                         ii.        Konflik antar-individu ( conflik among individual )
Adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan indivisu yang lainnya.
                                       iii.        Konflik antar individu dan kelompok ( conflik among individual and groups )
Adalah konflik yang terjadi karena adanya individu yang gagal beradaptasi dengan norma-norma kelompok dimana ia bekerja.
                                       iv.        Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflik among groups in the same organization)
Adalah konflik yang terjadi karena setiap kelompok memiliki tujuan tersendiri dan berbeda yang ingin di capai.
                                         v.        Konflik antar organisasi ( conflik among organization )
Adalah konflik yang terjadi karena tindakan yang dilakukan anggota organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lain.


b.   Macam-Macam Konflik Berdasarkan Fungsinnya.
                                           i.          Konflik konstruktif
Merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus dari berbagai pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi
                                         ii.          Konflik destruktif
Adalah konflik yang memiliki nilai negatif terhadap pengembangan organisasi. Konflik Destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Pada konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda seperti konflik Poso, Ambon, Kupang, Sambas, dan lain sebagainya.
c.    Macam-Macam Konflik Berdasarkan Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi.
                                           i.          Konflik vertikal
        Adalah konflik antar komponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hierarki. Contohnya, konflik yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam sebuah kantor.
                                         ii.          Konflik horizontal
        Adalah konflik yang terjadi karena memiliki jabatan atau kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Contohnya, konflik yang terjadi antar organisasi massa.


                                       iii.          Konflik diagonal
        Adalah konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya keseluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim.
                                       iv.          Konflik garis-staf
        Adalah konflik yang terjadi karyawan yang memegang komando,dengan pejabat staf sebagai penasihat dalam organisasi.
                                         v.          Konflik peran
        Adalah konflik yang terjadi karena individu yang memiliki peran lebih dari satu.

d.    Macam-Macam Konflik Berdasarkan Dampak Yang Timbul
                                           i.          Konflik fungsional, adalah konflik yang memberikan manfaat atau keuntungan bagi organisasi yang dapat dikelola dan dikendalikan dengan baik.
                                         ii.          Konflik Infungsional, adalah konflik yang dampaknya merugikan orang lain.

e.    Macam-Macam Konflik Berdasarkan Sumber Konflik
                                           i.          Konflik tujuan
Adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan individu, organisasi atau kelompok yang memunculkan konflik
                                         ii.          Konflik peranan
Adalah konflik yang terjadi karena terdapat peran yang lebih dari satu.
                                       iii.          Konflik nilai
Adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai yang dianut oleh seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh organisasi atau kelompok.
                                       iv.          Konflik kebijakan
Adalah konflik yang terjadi karena individu atau kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang diambil oleh organisasi.
f.     Macam-Macam Konflik Berdasarkan Bentuknya
                                           i.          Konflik realistis
adalah konflik yang terjadi karena kekecewaan individu atau kelompok atas tuntutannya.
                                         ii.          Konflik nonrealistif
Adalah konflik yang terjadi karena kebutuhan yang meredakan ketegangan.
g.    Macam-Macam Konflik Berdasarkan Tempat Terjadinya
                                           i.          Konflik in-group
Adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri
                                         ii.          Konflik out-group
Adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu kelompok atau masyarakat lain.
h.   Macam-Macam Konflik Berdasarkan Pendapat Dahrendorf
                                           i.          Konflik dalam peran sosial
Seperti antara peran seseorang dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan (profesi).
                                         ii.          Konflik antara kelompok-kelompok sosial,
                                       iii.          Konflik antara kelompok yang terorgansiasi dengan kelompok yang tidak terorganisasi,
                                       iv.          Konflik antara satuan nasional, seperti konflik antara KPK dan Porli dalam menangani kasus tertentu.
                                          v.          Konflik antarnegara atau antara negara dan organisasi internasional.


2.4    Dampak Konflik

Konflik tidak hanya memberikan hasil yang berakibat negatif bagi masyarakat, namun konflik juga memberika dampak yang berakibat positif yang bermanfaat bagi masyarakat. Macam-macam dampak positif dan negatif konflik adalah sebagai berikut.[4]
a.         Dampak Positif Konflik
                                          i.            Adanya yang memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas dipelajari
                                        ii.            Adanya penyesuaian kembali norma dan nilai yang diserta dengan hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan.
                                       iii.            Jalan untuk mengurangi ketegangan antarindividu dan antarkelompok
                                      iv.            Untuk mengurangi atau menekan adanya pertentangan yang terjadi dalam masyarakat
                                        v.            Membantu menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma baru.
b.       Dampak Negatif Konflik
                                          i.            Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
                                        ii.            Keretakan hubungan antar anggota kelompok, seperti akibat konflik antarsuku
                                       iii.            Menimbulkan perubahan kebribadian pada individu, seperti adanya rasa benci dan saling curiga akibat perang
                                      iv.            Adanya kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
                                        v.            Terdapat domoniasi, juga penaklukan, yang terjadi pada salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

2.5    Upaya Penyelesaian Konflik

Secara sosiologi, proses sosial dapat berbentuk proses sosial yang bersifat menggabungkan (associative processes)dan proses sosial yang menceraikan (dissociative processes). Proses sosial asosiatif diarahkan pada terwujudnya nilai-nilai seperti keadilan sosial,cinta kasih sayang,kerukunan, solideritas. Sebaliknya proses sosial yang bersifat disosiatif mengarah pada nilai-nilai negatif atau asosial, seperti kebencian, permusuhan, egoisme, kesombongan, pertentangan, perpecahan, dan sebagainya[5].
Adapun bentuk penyelesaian konflik yang lazim dipakai adalah koonsiliasi,mediasi,arbitrasi,koersi (paksaan) dan detente. Urutan ini berdasarkan orang menyelesaikan masalah.
a.       Konsiliasi
Pemcehan konflik dengan cara mempertemukan kedua belah pihak yang berkonflik.
b.      Adjudikasi
Penyelesaian konflik dengan melalui peradilan
c.       Segregasi
Pemecahan konflik dengan cara kedua belah pihak yang berkonflik saling memisahkan diri atau menghindar satu sama lain.
d.      Mediasi
Penyelesaian dengan memunculkan pihak lain yaitu pihak ketiga,dari kedua belah pihak yang berkonflik sebagai pihak yang menengahi pihak lain dan bersifat netral.
e.       Toleransi
Konflik dapat terasi dan dapat di cegah dengan cara menjunjung tinggi sikap toleransi,yakni sifat saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
f.       Konversi
Cara lain mengatasi konflik adalah konversi,yakni salah satu dari pihak yang berkonflik saling mengalah,tapi jalan ini memerlukan pemikiran yang jernih dari kedua belah pihak untuk menyelesaikan masalah.

BAB III

PENUTUP


3.1.   Kesimpulan

Berdasarkan pengertian konflik yang sudah dijelaskan,dapat dipahami bahwa konflik adalah sebuah pertentangan dari dua pihak yang berselisih paham dan kepentingan. Pihak yang terlibat konflik beraneka ragam,ada konflik yang melibatkan antar individu, antar kelompok seperti konflik tawuran antar mahasiswa, individu dengan kelompok, seperti seorang penjahat dengan pihak kemanan. Sumber konflik itu sendiri bisa berasal dari dalam kelompok sendiri (In group), dan ada pula sumber yang berasal dari luar kelompok (Out grup)
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya Konflik, seperti,Kemajemukan horizontal (kemajemukan kultur atau budaya),  kemajemumkan vertikal (kemajemukan berdasarkan struktur sosial), adanaya perbedaan pendapat antar dua pihak, kepentingan dan tujuan yang berbeda.
Sifat konflik ada yang bersifat konsrtuktif yang memberi hasil positf dari timbulnya konflik,  ada pula yang bersifat destruktif dan mengahasilkan dampak negatif dari timbulnya konflik.
Ada berbagai macam cara untuk menghindari dan menyelesaikan konflik antara lain, dengan cara saling menghormati antar kelompok atau individu (Toleransi), mempertemukan kedua pihak yang berkonflik (Konsiliasi), melalui peradilan (Adjudikasi), saling memisahkan diri (Segregasi), dan penyelesain konflik melalui jalan mediasi.


DAFTAR PUSTAKA

Klik (X) 2 kali tuk menutup
Baca juga:
Cara menghilangkan jerawatDukung kami dengan ngelike fanspage×Beni, Ahmad Saebani. 2016. Prospektif Perubahan Sosial. Bandung: CV.Pustaka Sosial.
Elly M, dkk. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Prenamedia Group.
Soekamto,Soerjono.2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Pruitt, Dean G. Dan Rubin,Jefferyz. 2004. Teori Konflik Sosial. Jakarta: Pustaka Pelajar.


[1] Beni, Ahmad Saebani. Prospektif Perubahan Sosial. (Bandung: CV.Pustaka Setia:2016).hlm207.
[2] Ibid,hlm.210.
[3] Elly M, dkk. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Prenamedia Group: 2016
[4] Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005).hlm.70.
[5] Pruitt, Dean G. Dan Rubin,Jefferyz.. Teori Konflik Sosial. (Jakarta: Pustaka Pelajar : 2004)

No comments:

Post a Comment